Menurut laporan BBC Kamis (8/1) , Konvoi mobil bantuan PBB diserang oleh tank Israel, serangan ini menyebabkan dua orang meninggal dan aktivitas bantuan di Gaza sementara ditangguhkan.
Meskipun Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis melalui resolusi menyerukan segera diadakan gencatan senjata di Gaza, namun pertempuran yang masih berlangsung tidak menunjukkan ada tanda-tanda akan mereda.
Pasukan Israel dalam satu malam melakukan serangan udara sebanyak 50 kali di Jalur Gaza, militan Palestina juga masih menembakkan roket ke selatan Israel.
Jumat pagi, Israel masih terus membom target di Jalur Gaza, sore hari seperti biasanya gencatan senjata dilakukan selama tiga jam.
Resolusi PBB menekankan “agar segera dan terus dilakukan gencatan senjata," pasukan Israel menarik diri secara total dari Jalur Gaza, membolehkan melakukan bantuan kemanusiaan dan mencegah penyelundupan senjata ke Gaza.
Namun Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni mengatakan, karena demi keamanan nasional, Israel masih akan terus beroperasi.
Tetapi Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan operasi militer akan terus dilakukan. Dia mengatakan resolusi gencatan senjata PBB "tidak dapat dilakukan", karena Hamas tidak akan mematuhinya.
Bersamaan itu, Associated Press yang mengutip wakil Hamas di Libanon mengatakan, Hamas tidak tertarik pada Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut, karena resolusi tersebut tidak sesuai dengan tuntutan yang diinginkan oleh Hamas.
Pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas yang sudah berlangsung selama dua minggu ini telah mengakibatkan sekitar 770 orang Palestina dan 14 orang Israel terbunuh.
PBB lakukan penyelidikan independen terhdap insiden penghadangan mobil ambulan
Menurut ungkapan Palang Merah Internasional bahwa pasukan Israel empat hari berturut-turut menghadang ambulan masuk ke bagian selatan Jalur Gaza. Komisaris Tinggi HAM PBB Navanethem Pillay menyerukan agar PBB melakukan penyelidikan yang independen terhadap masalah ini.
Pada saat yang sama, saksi mata mengatakan kepada PBB, awal minggu ini sebuah rumah yang dibom oleh Israel adalah untuk tempat evakuasi ratusan orang Palestina yang diatur oleh tentara Israel, setengah dari mereka adalah anak-anak. Saksi mata mengatakan, sehari sesudah itu rumah tsb masih terus dibom beberapa kali.
PBB menyatakan keprihatinan mendalam terhadap masalah ini. Israel mengatakan mereka sedang menyelidiki kasus tersebut.
Staf Palang Merah menemukan sejumlah korban yang masih hidup, termasuk empat orang anak yang panik dan lemah yang sedang berbaring di samping ibunya yang telah meninggal.
Pillay mengatakan bahwa jika masalah tentara Israel menghadang team penyelamatan sipil terbukti, tindakan seperti itu dapat dikatakan memenuhi semua kriteria tentang suatu kejahatan perang.
Pada saat yang sama, Pillay mengecam serangan roket Hamas terhadap penduduk sipil Israel adalah tidak dapat diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar